Adapun beberapa provinsi yang surplus dan penopang penyediaan stok nasional beras adalah Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Sulawesi Selatan, Sumatera Selatan, Lampung, NTB, dan Aceh.
"Kalau surplus nya kecil, itu memang bagaimana pun juga bahkan yang minus itu tentunya akan sangat sulit kalau kita melakukan pengadaan beras," tambah Sutarto.
Kemudian, ada perubahan yang mendasar dalam puncak masa panen di 2022, yang mana di tahun lalu, masa panen hanya terjadi sekali. Padahal, normalnya terjadi dua kali dalam setahun. Oleh karena itu, Sutarto berharap, 2023 tidak terjadi perubahan masa panen. Sehingga produksi beras dalam negeri bisa kembali surplus.
"Kalau kita lihat saat ribut mengenai pemerintah dalam hal ini Bulog supaya melakukan pengadaan beras itu justru pada saat kita ini mengalami keadaan minus, itulah yang menjadi penyebab kesulitan. Mudah-mudahan nanti di 2023 ini kembali menjadi ada dua puncak panen," tandasnya.
(DES)