IDXChannel - Kementerian Perdagangan (Kemendag) membeberkan alasan harga minyak goreng masih mahal. Seperti diketahui, harga minyak curah menembus Rp 17.000 per liter.
Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Oke Nurwan menyebutkan, hal ini disebabkan oleh kenaikan harga crude palm oil (CPO) atau minyak kelapa sawit di seluruh dunia. Oke bilang, terjadi penurunan pasokan bahan baku minyak nabati karena adanya penurunan produksi CPO. Karena itulah, harganya bisa meroket tajam.
"Terjadi penurunan produksi CPO dari Malaysia 8 persen. Kemungkinan produksi CPO di Indonesia akan turun dari target 49 juta ton mungkin hanya akan hasilkan 47 juta ton," ujar Oke dalam webinar INDEF, Rabu (24/11/2021).
Selain itu, produksi CPO dari Kanada sebagai pemasok minyak nabati untuk canola oil turun 6 persen. Belum lagi, ada krisis energi di beberapa negara seperti Cina, India dan negara-negara di Eropa.
Oke menyebut selain faktor eksternal, terdapat faktor internal yang menyebabkan kenaikan harga minyak goreng ini. Produsen minyak goreng di Indonesia kebanyakan belum terafiliasi dengan kebun sawit penghasil CPO, sehingga produsen minyak goreng tergantung pada harga CPO global.
Lanjutnya, Harga Eceran Tertinggi (HET) minyak goreng dipatok di angka Rp 11.000. Saat penyusunan HET tersebut, harga CPO masih berkisar antara USD 500-600 per metrik ton.
"Saat ini posisinya sudah di 1.365 USD per metrik ton dan itu langsung berpengaruh, karena entitas produsen minyak goreng ada 435 dan didominasi oleh ketergantungan dari CPO, karena tidak semua produsen terafiliasi dengan kebun sawitnya," jelas Oke.
(IND)