IDXChannel - Negara Eropa di ambang krisis energi yang semakin parah. Hal ini tercermin dari membengkaknya tagihan listrik yang mendekati USD496 miliar atau setara dengan Rp7.438 triliun (kurs Rp14.997 per USD).
Padahal 27 negara anggota Uni Eropa ini telah mengalokasikan insentif dengan nilai 314 miliar euro kepada sektor bisnis dan masyarakat. Sementara itu, Inggris mengguyur insentif sebesar 178 miliar euro dalam meredam krisis energi.
Mengutip Bloomberg, Rabu (21/9/2022), insentif yang diguyur tersebut menambah beban fiskal bagi Uni Eropa dengan angka yang mencapai 1,7% dari PDB di negara biru tersebut. Hal tersebut diperparah dengan meroketnya inflasi dan suramnya prospek ekonomi.
Para menteri Uni Eropa pun berencana mentransfer keuntungan perusahaan energi bagi rumah tangga dan perusahaan yang rentan terkena krisis. Kesepakatan itu mencakup tarif batas listrik dan target pengurangan permintaan listrik.