"Secara multi disiplin bisa di bidang ekonomi, pangan, distribusi, teknologi dan sentuhan lainnya," ujar Farid.
Dengan tinjauan langsung ke lapangan, pihaknya bisa mengetahui persoalan teknis di lapangan. Dari problem di lapangan yang didapatkan, UMS bisa bermitra dengan perguruan tinggi yang lain guna membahas persoalan secara nasional di tingkat kebijakan pusat.
"Dari situ kami berharap dapat berperan menyelesaikan persoalan para peternak yang bukan sekedar pedagang domba atau kambing," ujar Farid.
Farid juga mengungkapkan bahwa pengembangan peternakan domba di Indonesia sangat terbuka lebar. Masyarakat secara luas dapat ikut berpartipasi dibanding dengan peternakan sapi.
"Kalau sapi membutuhkan biaya yang tinggi, dan modal besar. Kalau domba, biaya relatif lebih kecil dan banyak pihak yang bisa ikut terlibat," ujar Farid.