Dalam menjalankan program rumah subsidi ini, Ara mengaku telah menemui banyak ekosistem terkait, termasuk calon konsumen. Sebab menurutnya, jika tak mendengarkan apa yang dimaukan konsumen tentunya program rumah subsidi juga tak akan berjalan dengan baik.
"Konsumen juga soal tempat yang tidak terlalu jauh di kota itu menjadi penting sekali. Jadi pertimbangan, lokasi, lokasi, lokasi, lokasi, kemudian soal desain jadi penting. Harga juga jadi penting. Kita tentu menyampaikan kepada publik untuk mendapatkan tanggapan termasuk kritikan," katanya.
Dari beberapa konsumen yang ditemuinya, ada juga dari kelompok milenial yang berharap pemerintah menyediakan rumah subsidi namun lokasinya di pusat kota. Maka dari itu, dirinya sebagai menteri mendorong usulan milenial kepada publik.
"Supaya ada rumah kebanyakan buat milenial yang ada di perkotaan kan begitu, karena selama ini saya dengar juga mereka yang paling penting tempatnya layak. Tidak kumuh. Tidak usah terlalu besar juga tidak apa-apa. Kita dorong dong wacana ini ke publik," katanya dia.
Gagasan yang didorong ke publik ini pun direspons pengusaha dengan menyampaikan rumah subsidi yang di maksud. Namun Ara menegaskan wacana rumah subsidi 18 meter belum menjadi keputusan resmi kementerian PKP.
"Kita minta beberapa pengusaha misalnya sudah mulai menyampaikan pikiran, pendapatnya, dan ada yang memberikan rumah contoh, jadi belum ada keputusan dari Kementerian kami soal ini," katanya.
(Nur Ichsan Yuniarto)