"Karena tidak terjadi impor, kami dapat menopang nilai rupee, secara artifisial, terhadap dolar AS," ujar ekonom Ammar Habib Khan kepada VOANews.
Khan adalah peneliti senior non-residen yang berbasis di Pakistan di lembaga Atlantic Council yang berkantor di Washington.
Membuka impor merupakan syarat bagi Pakistan untuk mendapatkan dana talangan dari Dana Moneter Internasional (IMF) sebesar USD3 miliar yang sangat dibutuhkan oleh negara itu.
Kesepakatan tersebut dicapai pada bulan Juli setelah beberapa putaran negosiasi yang alot di mana pihak pemberi pinjaman menuntut reformasi ekonomi yang masif.
Dana talangan itu menyelamatkan Pakistan dari gagal bayar dan membuka jalan bagi pinjaman dan investasi bernilai miliaran dolar dari sekutu lama China, Arab Saudi dan Uni Emirat Arab; yang tentunya meningkatkan cadangan dolar.