Sebagai gantinya, Mesir didorong untuk lebih memanfaatkan pembangkit listrik tenaga angin yang dinilai memiliki potensi besar di negara tersebut. Rencananya, proses transisi bakal mulai dilakukan mulai 2023 mendatang.
"EBRD akan mengumpulkan hingga $300 juta dalam pembiayaan negara untuk proyek-proyek termasuk pekerjaan menstabilkan jaringan listrik Mesir, menambah penyimpanan baterai, mengembangkan rantai pasokan lokal untuk energi terbarukan dan melatih pekerja," ujar Direktur Pelaksana EBRD untuk wilayah selatan dan timur negara Mediterania, Heike Harmgart, sebagaimana dilansir Reuters, Senin (12/9/2022).
Menurut Harmgart, USD1 miliar lainnya yang dijanjikan untuk energi terbarukan akan menjadi sekitar sepersepuluh dari pembiayaan swasta yang dibutuhkan untuk 10 GW dari sebagian besar proyek tenaga angin yang direncanakan oleh pemerintah pada tahun 2028.
Penulis: Nur Pahdilah