"Saya tidak mau sebut nama negaranya, kalau saya sebutin, negaranya dikunci lagi, nanti dipersulit lagi. Karena ini sudah melakukan kartel gitu lho, jadi enggak mudah, saya bilang," ungkap Buwas saat konferensi pers, Jakarta, Kamis (2/2/2023).
Perdagangan kedelai, lanjut Buwas, ada pihak yang berkuasa lantaran nilai investasinya jumbo. Kekuasaan mengendalikan pasar inilah yang dipertahankan pihak tertentu.
"Jadi yang sudah menguasai satu jenis barang di sini dia pasti bertahan, apalagi dia sudah main investasi di sini, pasti. Begitu saya mau datangkan pasti ada ancaman, betul enggak kira-kira?" kata dia.
Meski mengaku bisa mendatangkan ratusan ribu ton kedelai impor, hingga kini Bulog tak kunjung merealisasikan kerja sama itu. Buwas mengaku lantaran terkendala izin dan prosedur karantina.
Buwas menjelaskan, setiap penugasan yang dijalankan perusahaan harus memiliki legalitas. Baik mendatangi hingga mendistribusikan kepada perajin tahu dan tempe.
"Izin impornya belum, tapi penugasannya sudah. Tapi penugasan itu kan harus ada proses, legalitasnya kan sampai kita mendapatkan secara legalitas tadi, mendatangkan, membeli, sebenarnya sudah kita telusuri semua," tuturnya.
(YNA)