Pasar mengharapkan langkah-langkah stimulus lebih banyak untuk diterapkan di kota-kota besar, seperti Beijing dan Shanghai, termasuk pelonggaran pembatasan hipotek, pengurangan uang muka dan suku bunga hipotek, dan pengurangan pembatasan pembelian rumah di area tertentu.
Kondisi ini mengingatkan pada Evergrande, salah satu perusahaan properti terbesar China yang gagal membayar utangnya pada akhir 2021.
Kerugian ini merupakan potret suramnya sektor properti China beberapa tahun terakhir di ekonomi terbesar kedua di dunia.
Pada akhir Juli lalu, Evergrande juga melaporkan pendapatannya yang telah lama tertunda kepada investor di Hong Kong.
Evergrande diketahui tengah terlilit utang sekitar USD300 miliar. Dalam pengajuan ke Bursa Efek Hong Kong pada 18 Juli lalu, perusahaan mengatakan kehilangan 476 miliar yuan pada 2021 dan 105,9 miliar yuan tahun lalu.