sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Menakar Efisiensi Kereta Cepat Jakarta-Bandung

Economics editor Iqbal Dwi Purnama
17/09/2023 06:00 WIB
KCIC tengah melakukan uji coba KA Cepat Jakarta - Bandung bagi masyarakat umum sebelum beroperasi komersial pada Bulan Oktober mendatang.
Menakar Efisiensi Kereta Cepat Jakarta-Bandung. (Foto: MNC Media)
Menakar Efisiensi Kereta Cepat Jakarta-Bandung. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) tengah melakukan uji coba KA Cepat Jakarta - Bandung bagi masyarakat umum sebelum beroperasi komersial pada Bulan Oktober mendatang.

Kehadiran KCJB ini praktis bakal mempersingkat waktu tempuh dari Jakarta ke Bandung. Sebab waktu tempuh dari stasiun awal, Halim dan stasiun terujung Tegaluar, Kabupaten Bandung, hanya ditempuh dalam waktu sekitar 30 menit saja.

Akademisi Prodi Teknik Sipil Unika Soegijapranata dan Wakil Ketua Pemeberdayaan dan Penguatan Wilayah MTI Pusat, Djoko Setijowarno mengatakan kehadiran KCJB ini mungkin cukup efisien bagi masyarakat kalangan menengah atas. Mengingat harga tiketnya juga jauh lebih mahal dibandingkan moda transportasi lain, baik kereta atau angkutan bus.

"KCJB itu memang hanya untuk kelas menengah keatas itu, tidak bisa murah, kalau mau murah pakai Kereta ekonomi, dan KCJB itu kan tidak disubsidi. Ini kan tujuannya memang orang mau cepat, pebisnis, naik kereta cepat begitu, itu 30 menit sampai," ujar Djoko saat dihubungi MNC Portal, Sabtu (16/9/2023).

Menurut Djoko dari sisi efisiensi waktu memang Kereta Cepat lebih unggul dibandingkan dengan moda transportasi lainnya. Namun demikian Djoko juga menyoroti minimnya akses transportasi lanjutan dari stasiun akhir Tegaluar, yang saat ini belum disediakan oleh Pemerintah Daerah setempat.

Menurutnya Pemerintah Daerah setempat harus menyiapkan fasilitas angkutan umum dari kawasan perumahan dan pemukiman melewati ke stasiun. Aksesibilitas dan kelanjutan perjalanan hingga mendekati perumahan dan pemukiman akan menjadi kunci keberhasilan penumpang kereta cepat.

"Kalau dari Tegaluar itu jauh, itu urusan Pemda, Pemda tidak berbuat apa-apa, mestinya Pemda membuat feeder. Iya tidak ada akses transportasi lanjutannya untuk ke Bandung Kota, Pemda tidak mau berbuat, itu (Tegaluar) masih dipinggiran," sambungnya.

Sedangkan jika dibandingkan dengan moda transportasi Kereta Api, harga tiket KCJB masih kalah murah dengan Kereta lainnya. Mengingat PT KAI juga mempunyai KA Argo Parahyangan yang tiketnya dibanderol Rp150 ribu, relasi Gambir - Bandung. Bahkan ada yang lebih murah lagi, KA Cikuray relasi Pasar Senen - Garut yang juga melewati Bandung dan memiliki harga lebih ekonomis yaitu Rp45 ribu.

"Kalau untuk masyarakat kan masih ada KA Parahyangan masih ada, KA Serayu masih ada, kan pilihannya masih ada yang lain, yang lebih murah," sambungnya.

Belum lagi, kota Bandung juga sudah banyak dihimpit oleh ruas tol, dari sisi Utara Bandung bisa diakses dengan mudah dengan kehadiran tol Baru Cisumdawu (Cileunyi - Sumedang - Dawuan) yang belum lama diresmikan. Pengendara bisa meneruskan dari Tol Cipali (Cikopo - Palimanan) ke Tol Cisumdawu dan melanjutkan ke tol Padaleunyi. 

Sedangkan dari sisi Selatan, bisa mengakses jalan Tol Cipularang, Purbaleunyi, dan Tol Pasteur untuk sampai ke Kota Bandung. Kehadiran ruas-ruas tol itu akhirnya bakal mempercepat juga waktu tempuh untuk bus-bus komersil atau kendaraan pribadi. Namun konsekuensinya tentu waktu tempuh lebih lama dibandingkan Kereta Cepat.

(SLF)

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement