sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Menanti Taji ASEAN Jadi Poros Baru Perdagangan Global

Economics editor Maulina Ulfa - Riset
01/09/2023 19:30 WIB
Perhelatan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) ke 43 sebentar lagi digelar.
Menanti Taji ASEAN Jadi Poros Baru Perdagangan Global. (Foto: MNC Media)
Menanti Taji ASEAN Jadi Poros Baru Perdagangan Global. (Foto: MNC Media)

Menurut BCG Consulting, wilayah ini merupakan produsen utama di berbagai sektor seperti pertanian, pertambangan, barang konsumsi, industri berat, jasa teknologi, dan semikonduktor.

Sektor pertanian bisa dibilang menjadi andalan di ASEAN. Beberapa negara di ASEAN merupakan sejumlah produsen terbesar komoditas pertanian seperti beras, kelapa sawit, hingga gula.

Malaysia dan Indonesia adalah eksportir minyak sawit dan karet, Filipina adalah eksportis utama minyak kelapa, Sementara Thailand merupakan eksportir utama serelia seperti beras dan gula.

Data United States Department of Agriculture (USDA) menemukan, Indonesia dan Malaysia adalah produsen minyak sawit terbesar di dunia.

USDA memproyeksikan produksi CPO Indonesia bisa mencapai 45,5 juta metrik ton (MT) pada periode 2022/2023 dan produksi CPO Malaysia 18,8 juta MT. (Lihat grafik di bawah ini.)

 

Jika digabungkan, duo Indonesia-Malaysia menguasai 83 persen dari produksi CPO global, yang totalnya diperkirakan mencapai 77,22 juta MT pada periode 2022/2023. 

ASEAN juga merupakan produsen komoditas tambang seperti batu bara, nikel, emas, tembaga, timah, dan lainnya. Indonesia adalah salah satu produsen utama sektor pertambangan dan mineral.

Market size semikonduktor ASEAN mencapai USD26,91 miliar pada tahun 2020 dan diperkirakan akan mencapai USD41,88 miliar pada 2028, dengan CAGR 6,1% dari tahun 2018 hingga 2026.

Dalam hal ekspor global 2021, ASEAN menyumbang 17 persen produk elektronik konsumen, 12 persen produk pakaian jadi, dan 9 persen produk otomotif.

ASEAN juga masih menjadi pasar strategis bagi Indonesia. Pangsa ekspor non-migas sepanjang Januari hingga Juli tahun ini mencapai 18,83 persen atau terbesar kedua. (Lihat grafik di bawah ini.)

BCG memperkirakan bahwa kawasan ini dapat menghasilkan tambahan output manufaktur hingga USD3 triliun, meningkatkan investasi asing langsung tahunan hingga USD115 miliar, dan menciptakan 730.000 lapangan kerja baru.

"Tentunya penguatan  ASEAN bisa  tercapai  karena  adanya  keterlibatan dan kerja sama  dengan sektor privat yang  menjadi aktor utama dari perdagangan di  ASEAN," kata Mendag  Zulkifli  Hasan  dalam  Pertemuan  Konsultasi  Para  Menteri Ekonomi ASEAN (AEM) dengan Dewan Penasihat Bisnis ASEAN (ASEAN Business   Advisory Council/ASEAN-BAC), atau AEM-ABAC Consultation, Sabtu (19/8/2023).

Potensi Keketuaan Indonesia

Indonesia bisa memperoleh posisi strategis dalam memimpin Keketuaan ASEAN 2023. Indonesia bisa memperkuat posisi ASEAN sebagai pusat pertumbuhan ekonomi kawasan.

Indonesia menjadi salah satu negara dengan pertumbuhan PDB tertinggi hingga kuartal II tahun ini sebesar 5,17 persen. Bahkan, di saat negara-negara ASEAN lainnya mengalami penurunan pertumbuhan PDB. (Lihat grafik di bawah ini.)

Bagi Indonesia, tren ini positif dan patut dipertahankan melalui Keketuaan Indonesia. Tentu dengan pertumbuhan sebesar itu, negara-negara yang tergabung di organisasi multilateral kawasan akan dapat terdongkrak kesejahteraannya, juga dapat dirasakan manfaatnya secara langsung bagi masyarakat ASEAN.

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement