IDXChannel - Permasalahan Bahan Bakar Minyak (BBM) terus menjadi perbincangan di masyarakat. Usai kenaikan harga BBM jenis Pertamax per 1 April 2022 lalu yang disinyalir membuat sebagian konsumennya beralih ke Pertalite dan sempat membuat kelangkaan, kini masyarakat mengeluhkan pasokan solar bersubsidi yang mulai langka di pasaran.
Menyikapi hal ini, Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) secara resmi mengusulkan agar pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) untuk mencabut subisidi solar untuk armada (truk) angkutan barang/kontainer logistik.
"Kami melihat permasalahan ini selalu berulang dari tahun ke tahun. Bagaimana truk-truk pengangkut barang ini harus mengantre berjam-jam, bahkan seharian lebih hanya untuk mendapatkan solar bersubsidi. Dari tahun ke tahun selalu sepetrti itu. Artinya ada (kebijakan) yang salah," ujar Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) ALFI, Yukki NUgrahawan Hafai, kepada media, Sabtu (16/4/2022).
Dengan harus antre demikian lama, menurut Yukki, perusahaan logistik harus menanggung komplain dari pelanggan karena kiriman barang menjadi lebih lama sampai di tujuan. Tak hanya itu, biaya logistik juga membengkak karena waktu pengiriman yang menjadi demikian lama, sehingga perusahaan logistik harus membayar demurage sebesar Rp650.000 per hari.
"Padahal solar (bersubsidi) itu hak kami, tapi sangat susah didapatkan. Berdasar informasi dari anggota kami di lapangan, ada indikasi solar bersubsidi ini justru diborong oknum tertentu untuk dijual ke industri perkebunan dan pertambangan yang harusnya mengkonsumsi dexlite," tutur Yukki.