Sehingga mau tidak mau pemerintah di luar negara tersebut mengambil jalan restriksi ekspor komoditas yang gunanya untuk menjaga pasokan domestik.
"Seperti India melarang ekspor gandum, itu karena untuk menjaga kebutuhan negaranya, termasuk juga Indonesia melarang ekspor CPO karena untuk pemenuhan dalam negeri," sambungnya.
Lalu faktor yang ketiga adalah efek dari perubahan iklim. Adinova menjelaskan, perubahan iklim menambah tekanan pada supply agrikultur secara global. Ia menilai, cuaca ekstrim menurunkan yield dari komoditas, sehingga produksi tidak bisa memenuhi permintaan.
Oleh karena itu, terdapat beberapa rekomendasi kebijakan yang diutarakan Adinova. Pertama, pemerintah perlu memprioritaskan social protection atau bukan penetapan harga. Menurutnya, hal ini untuk melindungi ekonomi dan kesejahteraan masyarakat dari lonjakan harga yang terjadi.
"Kemudian dari sisi supply, perlu memastikan ketersediaan pasokan komoditas. Menurut saya impor bisa jadi alternatif," ucapnya.