IDXChannel – Sejarah Saudi Aramco atau Saudi Arabian Oil Co mendapat perhatian publik. Aramco merupakan produsen minyak terbesar di dunia yang berada di Arab Saudi, Timur Tengah. Perusahaan ini bahkan memompa 10% dari total pasokan migas dunia. Aramco juga merupakan perusahaan paling menguntungkan di dunia.
Lantas, bagaimana sejarah Saudi Aramco hingga menjadi perusahaan raksasa minyak dunia ini? IDXChannel merangkumnya sebagai berikut.
Sejarah Saudi Aramco, Perusahaan Raksasa Minyak Dunia
Arab Saudi merupakan salah satu negara di Kawasan Timur Tengah yang terletak di Jazirah Arab. Negara yang sebagian besar wilayahnya berupa gurun pasir ini memiliki kekayaan alam berupa bahan tambang seperti fosfat, emas, tembaga, silika dan batu kapur, zinc, uranium, bijih besi, niobium, perak, feldspar, dan bauksit. Salah satu kekayaan alam tersebut berupa minyak bumi dan menjadi penopang utama perekonomian di sana.
Perusahaan yang mengelola sumber daya minyak di sana hingga menjadi pemompa 10% total minyak dunia adalah Saudi Arabian Oil Co atau Saudi Aramco. Perusahaan ini dikenal sebagai raksasa minyak dunia dan dinilai sebagai perusahaan paling menguntungkan di dunia.
Awal Berdirinya Saudi Aramco
Sejarah Saudi Aramco pertama kali ditemukan oleh keluarga Rockefeller melalui Standard Oil Company pada tahun 1938 yang pada mulanya bernama Perusahaan Minyak Amerika Arab. Pada tahun 1949, perusahaan tersebut berhasil memproduksi sebanyak 500 barel minyak per hari.
Saudi Aramco menemukan sumur migas di sejumlah bagian di Arab Saudi. Perusahaan ini menemukan minyak non konvensional di ladang minyak Al-Reesh, barat laut Dhahran.
Aramco juga berhasil memiliki cadangan cair sebanyak 260,2 miliar barel setara minyak pada tahun 2017. Masa cadangan dari cadangan cair tersebut hingga selama 54 tahun. Pada tahun 2018, kapasitas penyulingan bersih yang dimiliki Aramco adalah sebesar 3,1 juta barel per hari.
Dari catatan global 500 milik Fortune, perusahaan ini bahkan berada di urutan ke-6 perusahaan raksasa dunia dengan total pendapatan sebesar USD329,7 miliar dengan keuntungan hingga USD88,2 miliar pada tahun 2020. Aset perusahaan ini juga mencapai USD398,3 miliar pada tahun 2020.
Besarnya cadangan minyak yang dimiliki, Arab Saudi berhasil menjadi pemimpin de facto dari OPEC yang juga berperan dalam mengendalikan pergerakan harga minyak di pasar minyak dunia.
Putra Mahkota Mohammed bin Salman ingin mendiversifikasi pendapatan Saudi dari minyak. Pada 2016 ia mengumumkan rencana IPO Aramco dan mengatakan bahwa kerajaan harus mengakhiri "kecanduan terhadap minyak" untuk memastikan negara tidak lagi berada di bawah tekanan harga komoditas.