sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Menilik Rencana Pertemuan Pemerintah Jepang dan BOJ Soal Target Inflasi

Economics editor Maulina Ulfa - Riset
19/12/2022 12:45 WIB
BOJ ditekan untuk lebih fleksibel dalam menetapkan kebijakan moneter, terutama dalam menaikkan suku bunga.
Menilik Rencana Pertemuan Pemerintah Jepang dan BOJ Soal Target Inflasi. (Foto: MNC Media)
Menilik Rencana Pertemuan Pemerintah Jepang dan BOJ Soal Target Inflasi. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Pemerintah Jepang akan mempertimbangkan untuk merevisi joint statement pada 2013 dengan Bank of Japan (BOJ) yang mengikat bank sentral demi memenuhi target inflasi 2% di tahun depan.

Mengutip seorang narasumber kepada Reuters, Senin (19/12), revisi ini disebut akan dilakukan setelah gubernur BOJ baru ditunjuk pada April tahun depan. Kondisi ini disebut sebagai langkah yang dapat meningkatkan kemungkinan perubahan kebijakan moneter ultra-longgar yang selama ini dijalankan gubernur incumbent Haruhiko Kuroda.

“Tidak ada konsensus di dalam pemerintah tentang perubahan apa yang dapat dilakukan, karena banyak yang akan bergantung pada pandangan gubernur BOJ yang baru,” kata empat pejabat pemerintah dan partai berkuasa yang mengetahui masalah tersebut mengutip Investing.com, Senin (16/12).

Tetapi sumber tersebut menyebutkan beberapa pejabat pemerintahan Perdana Menteri Fumio Kishida tertarik untuk merevisi pernyataan satu dekade lalu yang berfokus pada langkah-langkah untuk mengalahkan deflasi, tujuan yang dianggap tidak sinkron dengan kenaikan inflasi baru-baru ini.

"Mengingat kita akan memiliki gubernur BOJ yang baru, kemungkinan besar akan ada pernyataan baru. Tapi belum ada keputusan tentang seperti apa kebijakan yang baru nati," kata sumber itu.

Kantor berita Kyodo melaporkan pada Sabtu bahwa pemerintah akan merevisi pernyataan bersama untuk membuat target inflasi BOJ menjadi target yang lebih fleksibel dengan beberapa kelonggaran.

Yen Menguat, Saham Nikkei Anjlok

Yen Jepang merespons dengan melonjak sebanyak 0,6% menjadi 135,8 per dolar pada hari Senin menyusul laporan tersebut. (Lihat grafik di bawah ini.)

Sumber: Yahoo Finance, diolah tim riset IDX Channel, Desember 2022

Yen selama ini harus berada di bawah tekanan karena The Federal Reserve (The Fed) Amerika Serikat (AS) mengeluarkan kebijakan suku bunga yang lebih hawkish daripada yang diproyeksi pasar. Kebijakan ini tentu saja sangat berdampak pada penguatan dolar terhadap nilai tukar mata uang lain.

Banyak analis menyarankan agar BOJ memperluas pilihan kebijakan untuk menyesuaikan dengan perkembangan ekonomi.

Kepala strategi kredit BNP Paribas Jepang Mana Nakazora, baru-baru ini juga mengatakan kepada Reuters bahwa bank sentral harus mengubah pernyataan kebijakan untuk memberi dirinya lebih banyak ruang untuk menyesuaikan suku bunga.

Sementara itu, pasar saham juga merespon dengan penurunan rata-rata saham Nikkei 1% dan obligasi pemerintah Jepang berada di bawah tekanan jual pada hari Senin karena investor menganggap berita tersebut meningkatkan kemungkinan penarikan stimulus.

Ketika ditanya tentang laporan Kyodo, Kepala Sekretaris Kabinet Hirokazu Matsuno mengatakan kepada wartawan pada hari Senin bahwa tidak ada kebenaran pemerintah akan merevisi joint statement tersebut.

Tetapi pasar penuh dengan spekulasi yang sangat mempengaruhi pasar karena masa jabatan Kuroda berakhir pada bulan April mendatang.

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement