IDXChannel – Invasi Rusia ke Ukraina membuat sejumlah brand seperti Toyota, Honda, BMW, Mercedes-Benz, Volkswagen Group, dan beberapa lainnya memilih hengkang dari negara itu.
Kebalikannya, produsen mobik asal China justru memilih bertahan dan tetap memasarkan produknya di Negeri Beruang Merah itu.
Dikutip dari Reuters, merek China menyumbang hampir sepertiga dari pasar mobil Rusia. Ini menunjukkan bahwa kehadiran produsen asal China semakin penting bagi ekonomi Rusia setelah eksodus perusahaan Barat.
Penjualan mobil penumpang dan kendaraan komersial ringan (LVC) turun hampir 61 persen dari tahun ke tahun. Ini disebabkan negara Barat mempersulit akses Rusia ke beberapa material dan penurunan permintaan serta harga yang tinggi semakin membuat sektor ini sulit untuk berdiri kokoh.
Tetapi, penjualan mobil penumpang bermerek China, termasuk Haval, Chery, dan Geely alami pelonjakan menjadi 16.138 unit di bulan November. Jumlah tersebut hampir dua kali lipat dari bulan Januari yang hanya menjual 8.235 unit.
Sementara pangsa pasar yang dibukukan produsen asal China mencapai 31,3 persen pada November 2022, yang sebelumnya hanya sebesar 9,6 persen.
Asosiasi Bisnis Eropa (AEB) mengungkapkan penjualan mobil penumpang dan LCV baru di Rusia sebesar 46.403 unit pada November. Penjualan mrek asal China juga diklaim bakal naik sekitar 600.000 unit hingga akhir 2022.
“Ada sedikit produksi merek mobil Barat dan sedikit impor, sehingga pasar terbagi antara industri mobil Rusia dan China,” kata analis otomotif Rusia Vladimir Bespalov kepada Reuters.
Produsen mobil asal Rusia menjadi pemain utama dengan memenuhi permintaan dengan harga lebih rendah dengan harga 1,5 juta rubel atau setara Rp373,8 juta. Sedangkan merek China mengambil alih ceruk Barat dengan harga di atas 2,5 juta rubel (Rp623,1 juta).
Merek mobil Rusia, Moskovich yang dibangun pada era Soviet juga dihidupkan kembali dengan suku cadang mesin dari JAC China. Terlihat jelas pada peluncuran kembali merek tersebut bulan lalu.