Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat bila Indonesia hanya melakukan business as usual dan tidak melakukan perubahan untuk pengurangan bahan bakar fosil, maka akan memproduksi 1,5 gigaton CO2 pada 2060.
Indonesia telah mengambil serangkaian langkah untuk mencapai net zero emission (NZE) pada 2060, atau lebih cepat mulai dari konversi BBM ke LNG, mengurangi pembangkit berbahan bakar batu bara, hingga konversi kendaraan bermotor menjadi listrik.
Mengutip dari Laporan Climate Transparency: Membandingkan Aksi Iklim G20 Menuju Net Zero yang dirilis pada 2021, menyebut emisi dari sektor transportasi menyumbang 27 persen dari emisi CO2 terkait energi di Indonesia. Pasalnya, sektor ini didominasi oleh bahan bakar fosil pada 2019.
Di lain pihak, Climate Transparency menyatakan elektrifikasi sektor transportasi dengan pangsa energi terbarukan yang tinggi di sektor ketenagalistrikan diperlukan untuk mengurangi emisi.
Dengan demikian, angkutan penumpang dan barang perlu di dekarbonisasi agar tetap berada dalam batas kenaikan suhu 1,5 derajat celcius yang disepakati dalam Paris Agreement.