"Kita memang menyadari ada isu dari sisi distribusi, karena memang Jawa Tengah paling sedikit produksi oksigennya, banyaknya ada di Jawa Barat, Jawa Timur. Jadi kita harus ada logistik yang disalurkan ke sana," ungkapnya.
Kemudian masalah lainnya, Budi melanjutkan, karena formatnya RS ini banyak menggunakan tabung lantaran adanya tambahan kamar-kamar darurat, sehingga tidak mengunakan oksigen yang sifatnya liquid atau cair. Sehingga, distribusi yang tadinya dikirim dengan truk besar dam langsung dimasukan ke tangki besar liquid untuk didistribusikan ke jaringan oksigen, sekarang harus dilakukan dengan tabung.
"Sehingga kita juga dengan menteri perindustrian sudah berkoordinasi untuk impor tabung yang 6 meter kubik dan 1 meter kubik untuk memenuhi ruang-ruang darurat tambahan yang ada di rumah sakit," papar Budi.
(IND)