“Diperlukan juga data di sentra ekspor, sehingga kita bisa melakukan pendekatan berbasis data untuk pengembangan industri dan investasi. Karena tidak mungkin kita bisa mengembangkan usaha di bidang pariwisata dan ekonomi kreatif, serta membuka atau mempertahankan 34 juta lapangan kerja ini tanpa adanya informasi atau big data yang mendukung hal tersebut,” katanya.
Menparekraf menuturkan, walaupun arahan Presiden untuk fokus pada pengembangan 5 destinasi super prioritas, tapi Menparekraf mengusulkan agar ada tiga destinasi tambahan, yaitu Bali, Jakarta, dan Kepulauan Riau. Usulan tersebut sudah mendapat persetujuan dari Presiden.
“Saya berharap tiap daerah tersebut bisa dibantu kantor perwakilan dari Bank Indonesia untuk menyiapkan pelaku UMKMnya, agar bisa diberikan pelatihan dan pengembangan kompetensi,” tutur Sandiaga.
Selain itu, agar sektor pariwisata dan ekonomi kreatif bisa bangkit lagi dan menurunkan angka penularan COVID-19, selain protokol kesehatan 3M (memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak) yang ketat dan disiplin, juga harus melakukan 3T (testing, tracing, dan treatment) secara komperhensif.
Dalam kesempatan yang sama, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjyo mengatakan, siap untuk mendukung berbagai program yang digagas oleh Kemenparekraf/Baparekraf.