Agus melanjutkan, pemanfaatan produksi komoditas sagu masih jauh dari harapan. Tercatat pemanfaatan sagu masih berada di 4 persen dari total luas areal sagu nasional yakni sekitar 212.468 hektare.
"Pemanfaatan yang rendah ini disebabkan oleh beberapa kendala, seperti minimnya infrastruktur, fasilitas penunjang, keterampilan dan kapasitas SDM," katanya.
Terlebih, kata dia, popularitas sagu sebagai makanan pokok pengganti beras, masih jauh di bawah harapan. Hal tersebut juga disinyalir Agus sebagai alasan di balik rendahnya pemanfaatan sagu di Indonesia.
"Selain itu, rendahnya popularitas komoditas sagu juga menjadi penghambat proses pengembangan yang pada akhirnya membatasi pencapaian potensi komoditas ini," kata Agus.
Lebih lanjut, Agus mengatakan, potensi komoditas sagu ini terbuka lebar jika banyak stakeholders, khususnya masyarakat.
"Jika dilakukan penelitian dan pengembangan lebih lanjut, masih banyak potensi sagu yang dapat dieksplorasi, seperti pemanis, bioetanol, dan biofuel. Tingginya kandungan serat dan pati yang dimiliki oleh sagu, juga berpotensi untuk menjadi bahan baku pada pengembangan industri biofuel dan bioetanol," kata Agus.
(Nur Ichsan Yuniarto)