IDXChannel - Menteri Sosial (Mensos) RI, Tri Rismaharini menargetkan sebanyak 8.500 Keluarga Penerima Manfaat (KPM) keluar dari kategori kemiskinan ekstrem.
Upaya ini dilakukan dengan menggunakan Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Subsisten (Pahlawan Ekonomi Nusantara - PENA) yang dibuka tahap 1 di Malang Raya, di Pendopo Agung Bupati Malang, Jum'at (23/12/2022).
Mensos Risma mengatakan program pengentasan kemiskinanan merupakan arahan langsung Presiden RI Joko Widodo melalui Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 4 Tahun 2022 tentang Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem.
"Ini adalah perintah dari Bapak Presiden bahwa di 2024 akan menghapus kemiskinan ekstrem,"ujar Mensos doktukp dalam keterangan resminya, Sabtu (24/12/2022).
Dikatakan Risma, pihaknya kemudian melakukan screening data untuk melihat Calon Keluarga Penerima Manfaat (KPM) dengan kategori kemiskinan ekstrem. "Nah setelah itu saya coba melihat data. Memang ekstrem itu kita liat dari sisi ekonomi, kondisi fisik rumah, itu memang kondisinya memprihatinkan,"ujar dia.
PENA adalah program terobosan Mensos yang bertujuan untuk menumbuhkan kemandirian ekonomi bagi Keluarga Penerima Manfaat (KPM). Dengan demikian, KPM tidak terus bergantung pada bantuan sosial (graduasi). PENA terutama menyasar KPM yang di bawah usia 40 tahun.
"Yang utama adalah mengeluarkan PM usia muda. Mereka yang kita upayakan untuk dikeluarkan (dari kemiskinan ekstrem) dulu,"kata mantan Wali Kota Surabaya ini.
Sebanyak 8.500 KPM di seluruh Indonesia itu aka menerima indeks bantuan modal usaha senilai Rp6 juta per KPM. Terdapat lima Kluster usaha dalam PENA yaitu makanan, kerajinan, jasa, pertanian dan peternakan.
Selain itu ada juga program Rumah Sejahtera Terpadu (RST) untuk memperbaiki rumah tidak layak huni.
KPM penerima RST dan PENA yang dikunjungi Mensos, Rohimah, tidak mampu menahan rasa harunya. "Alhamdulillah bersyukur sekali. Saya tidak menyangka dapat bantuan sebanyak ini," dengan suara terisak.
Rumah yang ditempati Rohimah sebelumnya jauh dari kata layak. Rohimah beserta suami dan dua anaknya menempati rumah beralaskan tanah dengan dinding dari anyaman bambu. Meskipun beratapkan genteng, rumah berukuran 6x10 m² itu tidak memiliki loteng atau asbes.
"Kan lantainya tanah, dindingnya bambu, bolong dimana-mana. Kalau hujan bocor. Susah dijelaskan," katanya mengenang rumah lamanya.
Setelah mendapatkan RST, rumah yang ia sebut gubuk itu sudah disulap menjadi rumah permanen yang memiliki dua kamar tidur, dapur, ruang tamu, dan kamar mandi. Lantainya pun porselen dan dilengkapi dengan kasur, televisi, dan perabotan lainnnya. Rumahnya juga bergaya minimalis modern dan dibangun dengan bata interlock yang tahan dari gempa.
Selain rumah, suami Rohimah, Muhammad Samsul (32) juga memperoleh PENA untuk usaha cilok yang sudah dirintisnya. "Kita mau usaha cilok frozen. Tapi terkendala _ndak_ ada kulkasnya. Alhamdulillah udah dikasih kulkas, kompor, sama bahan-bahan buat cilok lainnya," ujarnya.
Samsul dan Rohimah adalah KPM PKH, dengan menerima RST dan PENA, keduanya menyatakan siap digraduasi dari program bantuan sosial.
Pada kesempatan itu, Mensos menyerahkan bantuan PENA dan RST beserta isi perabotan rumah khusus di Malang Raya, terdapat 443 KPM dengan rincian 21 orang KPM kategori kemiskinan ekstrembdan 422 KPM penerima PENA. Adapun Kemensos bekerja sama dengan BI dalam pendanaan PENA di Malang Raya dengan indeks Rp10 juta per KPM.
Bantuan untuk Malang Raya diserahkan secara simbolis oleh Deputi BI Doni Primanto Joewono kepada empat perwakilan KPM yang hadir di Pendopo Agung Kabupaten Malang.
(SAN)
Advertisement
Mensos Targetkan 8.500 KPM Keluar dari Kategori Kemiskinan Ekstrem
Sebanyak 8.500 Keluarga Penerima Manfaat (KPM) keluar dari kategori kemiskinan ekstrem.

Mensos Targetkan 8.500 KPM Keluar dari Kategori Kemiskinan Ekstrem (FOTO:MNC Media)
Follow Saluran Whatsapp IDX Channel untuk Update Berita Ekonomi
Follow
Advertisement
Advertisement