IDXChannel - Di tengah ancaman krisis pangan yang mulai dikhawatirkan sejumlah pihak, Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo, meminta seluruh pihak untuk dapat mendukung petani dalam bertahan dan mengembangkan diri.
Salah satunya, Syahrul secara lugas meminta kalangan perbankan, terutama bank-bank milik pemerintah yang tergabung dalam Himpunan Bank-Bank Milik Negara (Himbara) untuk ikut menopang kinerja petani dalam bertahan di tengah ancaman krisis pangan.
"Saya minta Himbara untuk bisa memberikan modal berupa pinjaman kepada para petani ini. Dunia sedang tidak baik baik saja, jadi kita harus saling mendukung," ujar Syahrul, di Konawe Selatan, Minggu (29/1/2023).
Salah satu langkah yang perlu didukung, menurut Syahrul, adalah upaya pengembangan konsep pertanian terintegrasi (integrated farming) yang menyinergikan sejumlah lahan pertanian dengan potensi peternakan.
Seperti halnya lahan integrated farming yang dikunjungi Syahrul di Konawe Selatan, di mana dilakukan pengembangan tanaman sorgum di lahan yang telah terintegrasi dengan aktivitas ternak ayam buras, di Desa Alebo, Kecamatan Konda, Konawe Selatan.
"Penanaman ini digelar dengan menggunakan varietas numbu serta benih yang berasal dari Badan Standarisasi Instrumen Pertanian (BSIP) Kementan," tutur Syahrul.
Tak hanya meminta bantuan dari kalangan perbankan secara langsung, Syahrul juga meminta kalangan petani untuk tak ragu dalam mengakses fasilitas kredit khusus yang telah disiapkan pemerintah dalam bentuk Kredit Usaha Rakyat (KUR).
Di hadapan para petani dan pejabat daerah Konawe Selatan, Syahrul meminta kalangan petani tersebut untuk dapat memanfaatkan fasilitas KUR untuk menanam sorgum.
"Mau pakai berapa dana KUR? Ayo, satu hektar tanaman sorgum itu menghasilkan Rp30 juta. Dia sangat menguntungkan, karena bisa juga kita gunakan sebagai substitusi gandum, yang 90 persen kebutuhan kita masih impor," tutur Syahrul.
Dengan potensi pasar yang demikian menjanjikan, lanjut Syahrul, menanam sorgum juga memiliki sejumlah keuntungan di lapangan, lantaran jenis tersebut terbilang lebih tahan terhadap cuaca, dengan kebutuhan pupuk, air hingga modal tanam yang lebih terjangkau dibanding tanaman jagung.
"(Produk sorgum) Ini harus dikembangkan. Modalnya hanya setengah dari modal menanam jagung. Konsumsi pupuk dan airnya juga sama, hanya butuh 50 persen dibanding menanam jagung. Seandainya modal menanam jagung butuh Rp8 juta, (modal menanam) sorgum hanya Rp4 juta," tegas Syahrul. (TSA)