Ia menyadari bahwa saat ini tengah terjadi climate change atau perubahan iklim, sehingga sulit untuk memastikan pergantian musim, busa musim hujan yang berkepanjangan, sehingga ada kemarau basah, maupun kemarau panjang yang menyebabkan kekeringan. Hal-hal tersebut menjadi risiko untuk sektor pertanian di Indonesia.
"Teman - teman harus tahu bahwa iklim dan cuaca sedang menghadapi climate change dunia, ini sangat dinamis, fluktuatif dan ini diperlukan kecepatan untuk menanganinya, kita negara besar, menjaganya tidak semudah seperti merintah-merintah saja," kata dia.
Meski demikian, ia memastikan ketersediaan maupun kualitas komoditas pertanian tetap terjaga kualitasnya melalui upaya-upaya yang telah dilakukan. Tujuannya dasarnya, dikatakan Mentan agar pentani tidak mengalami kerugian akibat terjadinya fenomena perubahan iklim saat ini.
"Tetapi kita jamin, tidak hanya kuantitasnya nya saja, kualitas hari hasil panen kita, kita harapkan bisa bersaing lah minimal kualitas itu tidak seburuk yang di image-kan orang," jelasnya.
(SLF)