IDXChannel - Sebagai sebuah negara kepulauan, Indonesia diyakini memiliki potensi pasar penerbangan domestik yang sangat besar. Klaim ini terkonfirmasi oleh data pariwisata nasional, yang 72 persen diantaranya didominasi oleh wisatawan domestik, dan baru sisanya sebesar 28 persen diisi oleh turis mancanegara.
Sayang potensi besar tersebut selama ini tidak tergarap dengan baik lantaran maskapai dalam negeri lebih tergiur untuk justru masuk ke pasar penerbangan internasional. Padahal negara besar dan terbuka seperti Amerika Serikat (AS) saja hingga saat ini justru lebih mengarahkan industri maskapainya ke pasar penerbangan domestik.
"Kita bisa bandingkan (Indonesia) dengan Amerika Serikat yang jumlah penduduknya mirip, ekonominya lebih besar, tapi kita akan tumbuh di tahun 2045 sampai jadi ekonomi nomor 4 terbesar di dunia. Jumlah pesawat di sana ada berapa? 2.000. Sedangkan kita berapa? baru 400," ujar Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir, di Jakarta, Kamis (28/4/2022).
Begitu banyaknya jumlah pesawat yang beroperasi di AS, menurut Erick, karena mereka lebih berfokus pada pasar domestiknya sendiri ketimbang pasar penerbangan internasional. Dan lagi Erick juga mengingatkan bahwa AS merupakan negara dengan hanya berupa satu pulau besar, bukan kepulauan seperti Indonesia. "Mereka hanya satu pulau. Kita kepulauan. Harusnya (potensinya) lebih besar kita. Dan bukan hanya AS, banyak industri pernebangan global yang juga lebih fokus pada penerbangan domestik," tutur Erick.
Langkah tersebut, dikatakan Erick, harus ditiru dan diikuti oleh maskapai penerbangan milik pemerintah, seperti Pelita Air. Langkah untuk lebih fokus ke pasar domestik juga disebut Erick sejalan dengan semangat Indonesia dalam membangkitkan perekonomian nasional secara lebih menyeluruh.