IDXChannel - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif buka suara terkait pernyataan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan terkait seretnya investasi hulu migas selama 30 tahun terakhir.
Menurut dia, pernyataan tersebut tidak benar. "Enggak, bukan itu," kata Arifin ketika ditemui usai Sidang Tahunan MPR RI, Sidang Bersama DPR RI - DPD RI, Sidang Paripurna DPR RI Tahun 2024 yang digelar di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Jumat (16/8/2024).
Dia pun menjelaskan turunnya investasi berawal sejak 2012, saat dilakukan pengeboran besar-besaran yang menghabiskan dana hingga USD2,5 miliar.
"Waktu itu kan tahun 2012, dulu kan kita sempat peak ya. Terus kemudian tahun 2012, itu kejadian sudah ngebor besar, habis USD2,5 miliar terus Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) itu dry hole. Nah kemudian juga dari situ di tempat-tempat lain sudah mulai ketemu sumber-sumber baru. Jadi, mereka (KKKS) pada pindah," tuturnya.
Arifin mengatakan hal itulah yang kemudian menimbulkan persaingan antara daerah yang memiliki kebijakan fiskal yang menguntungkan dengan yang kurang menguntungkan.
"Karena pasti milihnya yang itu, kan? Makanya kita harus memperbaiki kita punya kebijakan untuk bisa menarik investasi lagi," ujar dia.
"Tapi sekarang, alhamdulillah, ya. Mungkin banyak yang ketemu potensi," tuturnya menambahkan.
Sebelumnya, Luhut menyinggung Menteri Keuangan Sri Mulyani terkait adanya ketidaksesuaian regulasi yang akhirnya mengakibatkan ketidakhadiran investasi baru di sektor migas selama 30 tahun terakhir.
"Saya juga mengatakan kepada rekan kita dari Menteri Keuangan, Menteri Keuangan, ada sesuatu yang salah dengan kalian, 30 tahun tidak ada investasi, pasti ada yang salah dengan peraturannya," kata dia ketika ditemui dalam kegiatan kegiatan Supply Chain&National Capacity Summit 2024 yang digelar di Jakarta Convention Center, Senayan, Rabu (14/8/2024).
Luhut menegaskan perlu adanya perbaikan hingga perubahan peraturan agar selaras dengan kebutuhan investasi. Sebab menurutnya, jika tidak ada pihak yang tertarik berinvestasi maka hal itu mencerminkan adanya masalah di dalam negeri.
(Febrina Ratna)