Arifin berharap pelaku industri smelter harus bisa mengembangkan ekosistem untuk produk akhir elektrifikasi, karena Indonesia memiliki sumber daya mineral yang sangat bernilai.
“Kita harus merespons bagaimana industri dalam negeri bisa berkembang dan cita-cita elektrifikasi bisa tercapai. Nikel ini tentu saja ada di poros baterai NMC (Nickel Manganese Cobalt). Kita punya Nikel, Limonite, dan Cobalt, konten yang signifikan, kemudian kita juga masih punya sumber mangan. Inilah yang harus kita integrasikan," tuturnya.
CEO Ceria Group Derian Sakmiwata optimistis proyek smelter ‘Merah Putih’ Ceria akan mulai beroperasi dalam waktu dekat dan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan. Proyek Smelter RKEF Line 1 Ceria akan beroperasi dalam dua hingga tiga bulan ke depan.
"Terima kasih banyak atas kedatangan Bapak Menteri ESDM, jajaran Direksi Bank Mandiri dan PLN untuk melihat langsung perkembangan proyek kami, yang tentu semakin memacu semangat kami dalam penyelesaian proyek ini," ujarnya.
Derian menyebut proyek Smelter RKEF Line 1 Ceria merupakan langkah awal perusahaan untuk menjadi pemain global dalam memproduksi Green Nickel Product dan baterai kendaraan listrik yang berbasis pada keberlanjutan.