Kemudian, permintaan gas LPG juga meningkat tajam karena ini kebutuhan yang dikonsumsi rumah tangga.
"Ini adalah tren ke depan kita kalau kita tidak melakukan sesuatu. Import minyak bumi ampai tahun 2060 kita begini-begini saja, akan impor 4 juta 200 ribu barel," kata Arifin.
Kemudian, gas bumi. Saat ini produksi gas juga mengalami tren yang menurun. Menurut dia, jika tidak melalukan sesuatu, maka akan Indonesia akan terus mengimpor gas bumi.
"Equivalen 443 ribu barel per equivalen," katanya.
Arifin mengungkapkan bahwa, pihaknya optimalisasi produksi sumber alam gas bumi semaksimal mungkin.
Dia menerangkan di sektor minyak penurunannya telah mencapai mencapai 5,2% dalam kurun waktu lima tahun terakhir. Dia menilai hal itu karena sumur-sumur minyak yang sudah tua dan peralatan yang digunakan juga sering mengalami gangguan. (NIA)