sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Menteri PU Sebut Pengusahaan Listrik PLN dari Bendungan PLTA Perlu Harga Kompetitif

Economics editor Iqbal Dwi Purnama
20/01/2025 14:15 WIB
engusahaan potensi listrik dari pemanfaatan bendungan masih perlu kesepakatan antara PLN dengan badan usaha untuk menciptakan harga yang menguntungkan.
Menteri PU Sebut Pengusahaan Listrik PLN dari Bendungan PLTA Perlu Harga Kompetitif. (Foto Iqbal Dwi/MPI)
Menteri PU Sebut Pengusahaan Listrik PLN dari Bendungan PLTA Perlu Harga Kompetitif. (Foto Iqbal Dwi/MPI)

IDXChannel - Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo mengatakan, pengusahaan potensi listrik dari pemanfaatan bendungan masih perlu kesepakatan antara PT PLN (Persero) dengan badan usaha untuk menciptakan harga yang menguntungkan.

Dody menjelaskan, saat ini PLN menjadi satu-satunya Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang menyerap produksi listrik dari seluruh pembangkit di tanah air. Sehingga, sebagai badan usaha, PLN juga perlu membeli produksi listrik dengan harga yang menguntungkan.

"Itu mesti kita bicarakan bersama dengan PLN. Karena at the end of the day, misalnya badan usaha lain masuk, swasta lain masuk, dia mesti jualnya (listrik) ke PLN," ujarnya di Bendungan Jatigede, Jawa Barat, Senin (20/1/2025).

Dody menyebutkan, pembahasan ini memang butuh diskusi yang lebih panjang antara badan usaha yang memproduksi listrik dengan energi terbarukan seperti air dari bendungan, dengan PLN yang akan membeli hasil produksi listrik tersebut.

"Itu kan sesuatu yang mesti kita diskusikan. Karena PLN bisanya beli di harga berapa. Kalau saya bilang kan, PLN sebagai badan usaha juga mesti untung. Mesti didiskusikan agak panjang. Enggak bisa satu pihak, saya, atau satu pihak PLN ngobrol bersama," kata dia.

Dody menilai, bendungan yang sudah dibangun sebelumnya punya potensi Pembangkit Listik Tenaga Air (PLTA) yang cukup besar. Namun, ongkos produksi listrik dari air ini tentu punya harga yang tidak semurah dari pembangkit listrik energi fosil.

Di satu sisi, badan usaha harus menjual produksi listrik dari energi terbarukan dengan harga yang kompetitif dengan pembangkit fosil.

Saat ini, Indonesia sendiri sudah mempunyai sekitar 247 bendungan. Jumlah itu punya potensi menghasilkan energi listrik sebanyak 2.395 Mega Watt (MW). Terdiri dari potensi PLTS Terapung sebesar 1.470 MW, dan PLTA sebanyak 925 MW.

Namun, potensi tersebut merupakan proyeksi kasar, sehingga diperlukan penelitian dan kajian lebih jauh untuk memanfaatkan energi bersih dari bendungan.

"Untuk ke depan bendungan-bendungan kita diharapkan bisa bekerja sama dengan PLN. Tapi kan PLN itu kan badan usaha ya. Tapi ke depan kali ini kan ada bisnisnya kan misalnya dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik," kata Dody.

"Harapannya Pak Presiden terjadi transformasi energi ya, dari fosil menjadi baru terbarukan atau green energy. Harus kita bisa penuhi paling lambat mungkin 2060," ujarnya.

(Dhera Arizona)

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement