"Maka para produsen pakaian jadi maupun pakaian muslim maupun non muslim bisa mengakses KUR kluster yang satu orang bisa mendapat pembiayaan sampai 500 juta rupiah," kata Teten.
"Tentu harus ada badan hukumnya yaitu koperasi. Saya ambil contoh di Bali ada toko oleh-oleh Krisna, dimana di dalamnya ada supplier barang dagangannya sekitar 360 UMKM, mereka itu lalu membentuk koperasi dan lantas dihubungkan dengan KUR kluster. Jadi, nanti para tenant Jakcloth bisa mengambil itu juga. Pengalaman 14 tahun dan 30 event dalam setahunnya itu sudah menunjukkan bahwa produksinya stabil. Jadi nanti kita coba Jakcloth menjadi bagian dan piloting KUR kluster," tambah Teten.
Meski demikian, Jakcloth maupun produsen pakaian dalam negeri untuk terus memperhatikan pengembangan R&D (Research & Development), mengingat lifestyle atau gaya hidup termasuk dalam busana, itu cepat sekali berubahnya atau sangat dinamis.
(SLF)