"Gara-gara harga minyak goreng kemasan naik, saya jadi ngurangin stok. Biasanya saya ambil banyak, tapi sekarang kan barangnya juga nggak ada dari sales. Paling saya dapatnya dua dus, tiga dus, lima dus itu paling banyak. Sebelumnya saya bisa ngambil 20-30 dus. Soalnya pembelinya juga menurun. Jadi kita mau nyetok banyak barang juga nggak berani," ungkap Neli.
"Dulu kita ditawari mau pesan berapa. Kalau sekarang nggak bisa, udah dibatasin. Di pasar sini paling banyak dua dus aja jatahnya. Jadi udah nggak bisa lagi semau kita," sambungnya.
Dia juga membeberkan, sebelum kondisi seperti ini, dirinya membeli minyak goreng kemasan di sales kisaran Rp 13.000-14.000 per liter. Namun sekarang, melejit hingga Rp 19.000. Dari harga tersebut, kini Neli menjual seharga Rp 20.000 per liter.
"Dari pabriknya sudah naik. Sebelumnya per liter itu mereka jual Rp 13.000-14.000. Saya jualnya Rp 15.000. Tapi sekarang dari sananya sudah Rp 19.000, saya jualnya Rp 20.000 satu liter," tutup Neli. (RAMA)