Selama berbulan-bulan, 22 juta warga Sri Lanka telah berjuang dengan pemadaman listrik, inflasi yang merajalela, nilai tukar Rupee anjlok, dan kekurangan cadangan devisa yang menyulitkan membayar impor makanan, bahan bakar, dan obat-obatan.
Mullaitivu wilayah Sooisaiyamutthu tinggal dan bekerja adalah distrik termiskin kedua di Sri Lanka. Dengan 58% rumah tangga hidup dalam kemiskinan. Survei Save The Children pada Juni menunjukkan, mereka kehilangan semua pendapatan karena krisis.
Secara nasional, 31% responden orang dewasa mengatakan, mereka mengurangi asupan makanan untuk anak-anak mereka.
"Dengan krisis ekonomi ini didorong dari kondisi buruk menjadi lebih buruk," ujar Soma Somanathan, Pendiri Badan Amal Tears of Vanni.