"Jadi nggak ada lagi impor-impor yang kita lakukan, ini yang kita harapkan. Sehingga, sekali lagi akan menekan angka impor baja negara kita yang saat ini berada pada peringkat kedua komoditas impor Indonesia," kata Jokowi.
Presiden mengatakan, konsumsi baja di Indonesia sangat besar dan terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Selama 5 tahun terakhir kebutuhan baja Tanah Air meningkat hingga 40 persen.
Kebutuhan baja bukan hanya untuk pembangunan infrastruktur, tapi juga pembangunan berbagai industri, utamanya otomotif. Melihat besarnya kebutuhan ini, Jokowi tidak ingin suplai baja hanya mengandalkan produk luar negeri.
Oleh karenanya, hot strip mill 2 diharapkan mampu menekan angka impor sehingga memacu pertumbuhan ekonomi Indonesia.
"Kita harapkan nanti bisa menghemat devisa Rp29 triliun per tahun, ini angka yang sangat besar sekali," kata Jokowi. (TYO)