"Tindakan Moody's berlebihan dan tidak dapat dibenarkan," kata Akuntan Jenderal Kementerian Keuangan Israel Yali Rothenberg.
"Tindakan pemeringkatan yang diambil tidak sesuai dengan data fiskal dan ekonomi makro ekonomi Israel," katanya.
Konflik ini terbukti merugikan secara finansial bagi Israel. Pengeluaran pemerintah dan defisit anggaran melonjak, sementara sektor-sektor seperti pariwisata, pertanian, dan konstruksi merosot.
Pejabat Israel memperkirakan biaya perang hingga akhir tahun depan akan mencapai setidaknya USD66 miliar, atau lebih dari 12 persen dari produk domestik bruto (PDB).
Defisit anggaran Israel selama 12 bulan terakhir mencapai 8,3 persen dari PDB. Bulan ini, Kementerian Keuangan Israel memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi pada 2024 menjadi 1,1 persen dari 1,9 persen.