sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Mulai Pensiunkan PLTU Batu Bara, PLN Terapkan Pendekatan Ini

Economics editor Taufan Sukma/IDX Channel
19/10/2023 11:38 WIB
Pendekatan tersebut sudah mulai diterapkan di sejumlah PLTU milik PLN. Salah satunya PLTU Suralaya, Cilegon, Banten yang dioperasikan oleh PT Indonesia Power.
Mulai Pensiunkan PLTU Batu Bara, PLN Terapkan Pendekatan Ini (foto: MNC Media)
Mulai Pensiunkan PLTU Batu Bara, PLN Terapkan Pendekatan Ini (foto: MNC Media)

IDXChannel - PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) secara bertahap telah mulai menghentikan operasional Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) berbahan bakar batu bara di sejumlah wilayah pembangkit.

Langkah tersebut dilakukan sebagai bagian dari dukungan PLN terhadap upaya pemerintah dalam mencapai target Net Zero Emission (NZE) pada 2060 mendatang.

Upaya penghentian atau pensiun dini tersebut dilakukan dengan menerapkan pendekatan coal face down, yaitu menghentikan kinerja operasional namun tidak membongkar bangunan instalasinya.

"Jadi operasional(PLTU)nya berhenti, tapi tidak dibongkar. Pendekatan (coal face down) ini dipilih karena ekonomi kita masih tumbuh dengan ditopang oleh energi listrik yang sebagian besar masih dari PLTU batu bara," ujar Direktur Manajemen Resiko PLN, Suroso Isnandar, di Jakarta, Rabu (18/10/2023).

Pendekatan tersebut, menurut Suroso, sudah mulai diterapkan di sejumlah PLTU milik PLN. Salah satunya PLTU Suralaya, Cilegon, Banten yang dioperasikan oleh PT Indonesia Power.

PLTU Suralaya pada unit 1,2,3,4 yang masing-masing berkapasitas 400 MW atau 1.600 MW dipastikan Suroso telah memasuki masa pensiun pada 2023 ini.

Namun, sesuai konsep pendekatan coal face down, pemerintah masih belum membongkar bangunan PLTU tersebut.

"Jadi ketika sewaktu-waktu nanti masih dibutuhkan untuk mencukupi pasokan listrik yang dibutuhkan masyarakat, PLTU ini masih bisa difungsikan kembali," tutur Suroso.

Secara total, Suroso menjelaskan, PLN telah menargetkan 52 unit PLTU batu bara akan pensiun dini hingga 2030 mendatang.

Nantinya, sebagai pengganti PLTU, PLN telah mencanangkan penggunaan energi baru terbarukan (EBT) yang pemanfaatannya bakal semakin dimaksimalkan, sesuai yang telah terangkum dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) periode 2023-2030.

"Dalam RUPTL tersebut, PLN menargetkan bauran EBT di antaranya dari pembangkit listrik tenaga surya, hidro, panas bumi, hingga biomassa, bisa mencapai 31 persen pada 2030 mendatang," tegas Suroso. (TSA)

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement