IDXChannel - Indonesia kedapatan dua kasus Covid-19 dari varian baru mutasi B117 dari Inggris yang terdeteksi sejak dua pekan lalu. Berbeda dengan virus sebelumnya, mutasi ini sulit dideteksi lewat polymerase chain reaction (PCR).
Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, Amin Soebandrio, menjelaskan hal ini diakibatkan karena terjadi peningkatan akseptor pada sel manusia akibat mutasi virus ini.
“Dampak dari mutasinya, karena ini banyak terjadi di spike proteinnya. Jadi protein S namanya, yang strukturnya virus corona itu kan seperti rambutan atau seperti durian atau itu spikenya, nah mutasi yang terjadi di spike itu. Nah di ujung spike itu yang menentukan peningkatan dengan akseptor pada sel manusia,” katanya dalam keteranganya, Rabu (3/3/2021).
Dan dampak yang kemungkinan terjadi, kata amin adalah diagnostik PCR menjadi kurang sensitif.
“Nah dampak dari mutasi itu, kemungkinan yang terjadi adalah satu dia bisa berubah strukturnya, struktur molekulnya. Sehingga mungkin diagnostik PCR itu menjadi kurang sensitif. Ya karena kan yang dicari kan misalnya gen tertentu di bagian S itu. Nah, kalau gennya berubah karena mutasi maka kit yang tersedia sekarang ini kurang mengenal,” jelasnya.