sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Naik 15 Persen, Pendapatan BUMN Tembus Rp730 Triliun di Kuartal I-2023

Economics editor Suparjo Ramalan
05/05/2023 19:10 WIB
Pendapatan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) secara konsolidasi di kuartal I-2023 mencapai Rp730 triliun.
Naik 15 Persen, Pendapatan BUMN Tembus Rp730 Triliun di Kuartal I-2023. (Foto MNC Media)
Naik 15 Persen, Pendapatan BUMN Tembus Rp730 Triliun di Kuartal I-2023. (Foto MNC Media)

IDXChannel - Pendapatan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) secara konsolidasi di kuartal I-2023 mencapai Rp730 triliun. Jumlah tersebut naik 15 persen dibandingkan periode yang sama 2022 yakni Rp630 triliun.

Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan, pendapatan perusahaan pelat merah di awal tahun ini didorong oleh perbaikan kinerja perseroan, setelah program transformasi BUMN digalakkan.

"Saya sudah mulai survei juga, melihat keuangan, yah ternyata sampai kuartal I, alhamdulillah pendapatan kita masih naik, yang kuartal I-2022 itu Rp630 triliun, di kuartal I-2023 ini pendapatan jadi Rp730 triliun, jadi naik 15 persen," ujar Erick dalam Special Dialogue IDX Channel, ditulis Jumat (5/5/2023).

Dia meyakini pendapatan perseroan semakin membaik di kuartal berikutnya tahun ini. Sehingga, diharapkan profit yang dibukukan BUMN bisa berkontribusi besar terhadap dividen. 

"Saya berharap berkelanjutan dividen ini di tahun 2023 ini, di mana ini ini efeknya di 2024," ucapnya.

Dividen yang dikontribusikan BUMN tahun ini ditargetkan mencapai Rp80,2 triliun. Setoran itu diberikan perusahaan pelat merah dengan status terbuka (Tbk) dan tertutup (Persero).

Nominal dividen BUMN yang sudah mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) senilai Rp50,20 triliun. 

"Bahwa perusahaan-perusahaan Tbk seperti BRI, Mandiri, BNI, BTN, Telkom, Semen Indonesia, Jasa Marga itu mengkontribusi Rp50,20 triliun, dividen. Jadi fakta," katanya. 

Sementara, dividen perseroan yang belum melantai di pasar modal sebesar Rp29,97 triliun. Angka ini dibagikan oleh PT Pertamina (Persero), Holding BUMN Pertambangan atau Indonesia Asahan Aluminium (MIND).

Lalu, PT Pupuk Indonesia (Persero), PT PLN (Persero), PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo, PT Biro Klasifikasi Indonesia (Persero) atau BKI, PT ASDP Indonesia Ferry (Persero), Perum Perhutani, dan PT Bio Farma (Persero). 

"Lalu yang tertutup, nah yang tertutup ini proses, kita duduk sama Kemenkeu, itu Pertamina, Inalum, Pupuk Indonesia, yang sekarang pupuk itu untungnya penjualan dari amonia," tutur Erick.

(YNA)

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement