Volume penjualan emas juga meningkat signifikan sebesar 93 persen menjadi 13.739 kg, didorong oleh peluncuran aplikasi ANTAM Logam Mulia yang mempermudah transaksi emas fisik secara digital.
Sementara untuk segmen Nikel dan Bauksit juga tumbuh agresif. Total penjualan nikel (feronikel dan bijih nikel) melonjak 581 persen menjadi Rp3,77 triliun. Produksi feronikel tercatat sebesar 4.498 ton nikel dalam feronikel (TNi), sementara volume penjualan mencapai 4.839 TNi.
Produksi bijih nikel turut naik drastis sebesar 221 persen menjadi 4,63 juta wet metric ton (wmt), sejalan dengan pertumbuhan penjualan bijih nikel sebesar 281 persen menjadi 3,83 juta wmt.
Sementara itu, komoditas bauksit dan alumina mencatatkan penjualan sebesar Rp708,75 miliar, naik 102 persen dibandingkan kuartal pertama tahun lalu. Produksi bijih bauksit meningkat 328 persen menjadi 653.781 wmt, dan penjualan alumina mencapai 44.048 ton, tumbuh 4 persen secara tahunan.
Nico menambahkan Antam terus melanjutkan komitmen pada hilirisasi dan penguatan bisnis strategis. Untuk memperkuat segmen emas, Antam telah menandatangani kerja sama pengembangan fasilitas logam mulia di JIIPE, Gresik.