"Saya kira setiap Menteri BUMN, siapa pun itu, akan selalu mengutamakan konsolidasi dengan kesadaran penuh bahwa jumlah perusahaan BUMN ini terlalu banyak tidak masuk akal karena itu harus konsolidasi, tinggal polanya saja, terserah. Dulu ada ide seperti Temasek super holding," katanya.
Mantan Bos Inter Milan juga telah selesai menyusun klasterisasi BUMN dari 27 menjadi 12 klaster, di mana masing-masing Wakil Menteri BUMN menaungi enam klaster.
Tidak cukup di situ saja, sebagai langkah transformasi, Erick terus membentuk Holding BUMN. Penyusunan sendiri akan dipayungi oleh Peraturan Pemerintah (PP) perihal pembentukan holding-holding BUMN. Beleid ini ditargetkan rampung antara hingga 2 tahun mendatang.
Dahlan menilai langkah Erick cukup realistik. Dengan kata lain, pembentukan holding lebih memungkinkan daripada membentuk super holding.
"Kalau saya sih yang paling realistis adalah dibentuk holding, tidak mungkin super holding satu begitu, ya realisasinya mungkin 18 atau 20 (Holding), maksimum 25 holding BUMN begitu, yang lain lain di grop-in (dimasukan) berdasarkan core busines atau kriteria tertentu, yang terpenting adalah melakukan konsolidasi ini," tutur dia. (sandy)