IDXChannel - Satuan Tugas Penanganan Covid-19 melaporkan sejak 28 Desember 2020 hingga 17 Maret 2021, total sebanyak 1.758 orang terdeteksi terinfeksi Covid-19 saat masuk ke Indonesia. Dari angka tersebut terdiri dari 168 Warga Negara Asing (WNA) dan 1.593 Warga Negara Indonesia (WNI).
Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Doni Monardo, menegaskan hal ini merupakan fakta bahwa tidak ada negara di dunia yang terbebas dari virus yang berasal dari Wuhan, China itu. Padahal saat menginjakkan kaki di tanah air, mereka juga membawa dokumen yang menyatakan negatif.
“Jadi kalau ada yang mengatakan negara a, b, c, itu enggak ada Covid-nya, terbukti mereka datang ke negara kita membawa dokumen negatif Covid ternyata positif Covid,” ungkap Doni pada Konferensi Pers Perpanjangan PPKM Mikro, secara virtual, Jumat (19/3/2021)..
Doni mengatakan kebijakan pemerintah yang diputuskan Presiden pada tanggal 28 Desember yang lalu, membuktikan upaya pemerintah untuk menjaring mereka setiap kedatangan dari luar negeri, tidak terbatas hanya WNA saja, tetapi juga repatriasi, dan WNI.
“Sehingga keberhasilan PPKM mikro diikuti dengan ketelitian petugas kita yang melakukan program perkarantinaan ini berjalan dengan sangat baik,” kata Doni.
Doni mengatakan mereka yang datang negatif itu dipisahkan dengan yang positif, sementara mereka yang terdeteksi positif langsung dimasukkan ke ruang isolasi. Sedangkan pendatang yang negatif masuk kawasan karantina baik di hotel maupun di Wisma Pademangan.
“Setelah 5 hari melakukan karantina dilakukan swab kedua, ada yang positif dan negatif. Kalau kita ada 547 orang yang ternyata setelah di swab kedua ternyata positif,” kata Doni.
Doni mengatakan sejumlah pihak mengklaim tracing ini dianggap sebagai pemborosan. “Beberapa pihak juga menyampaikan ini terjadi pemborosan. Saya sudah mau menjelaskan bahwa memilih mana membiayai untuk terjadinya swab PCR dengan mereka yang terpapar Covid kita bebaskan pulang ke kampung halaman berapa banyak orang yang akan tertular.”
Namun, upaya ini, kata Doni sudah diperhitungkan untuk rugi dan baik buruknya karena menyangkut masalah kesehatan masyarakat. “Inilah semuanya kita perhitungkan untung ruginya baik buruknya sehingga menyangkut masalah penanganan kesehatan ini harus betul-betul teliti dengan semua pertimbangan yang matang,” tegasnya. (TYO)