"Sebagai penyumbang peningkatan impor, nilai impor barang modal mencapai USD23,00 miliar atau naik 20,90 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu dan memberikan andil peningkatan sebesar 3,61 persen," kata Pudji.
Sedangkan impor barang modal naik cukup besar yaitu mesin atau peralatan mekanis dan bagiannya, mesin atau perlengkapan elektrik dan bagiannya, serta kendaraan dan bagiannya.
Kemudian impor barang baku penolong naik 2,56 persen dengan kenaikan cukup besar pada logam mulia dan perhiasan atau permata, kakao dan olahannya, dan berbagai produk kimia.
Jika dilihat menurut negara dan kawasan tujuan asal impor, peningkatan nilai impor terjadi dengan China, Jepang dan Amerika Serikat (AS). Di sisi lain, ASEAN dan Uni Eropa mengalami penurunan.