Dari aspek intermediasi, kredit dan piutang pembiayaan tumbuh double digit dengan risiko kredit yang relatif terkendali, sementara penghimpunan dana di pasar modal berhasil melampaui target Rp200 triliun dengan jumlah emiten baru mencetak rekor tertinggi dibandingkan negara-negara kawasan.
Selain itu, minat berinvestasi di pasar modal terus tumbuh dengan jumlah investor bertumbuh lima kali lipat dalam empat tahun terakhir. Di sisi lain, di tengah normalisasi kebijakan moneter yang terus berlanjut, serta tekanan terhadap arus investasi, likuiditas sektor jasa keuangan terjaga berada di atas ambang ketentuan walaupun pengaruhnya telah terlihat dengan pertumbuhan dana pihak ketiga yang termoderasi.
Mahendra melanjut, solvabilitas industri jasa keuangan juga terpantau solid baik di sektor perbankan, perusahaan pembiayaan, maupun asuransi dan dana pensiun. Bahkan sektor perbankan mencatat Capital Adequacy Ratio (CAR) sebesar 27,65%, di atas negara-negara kawasan.
“Pencapaian-pencapaian ini berkat dukungan dari industri dan sinergi yang semakin baik antar otoritas sektor keuangan yaitu OJK, Kementerian Keuangan, Bank Indonesia dan LPS yang tergabung dalam KSSK,” kata Mahendra.
(FRI)