“Dan 79 persen (sekitar 460 ribu ton) sudah produksi dalam negeri. Dari total (kebutuhan dalam negeri) sebesar 580 ribu ton. Dengan kapasitas produksi pabrik ini sebesar 75 ribu ton, tentunya akan mengurangi yang 21 persen (kebutuhan impor) itu,” ujar Erick.
Menurutnya, produk yang dihasilkan dari pabrik ini akan digunakan untuk memperkuat industri pertahanan dan industri pupuk.
Oleh karena itu, dirinya memberikan masukan kepada Presiden agar memanfaatkan kesempatan kunjungan kerja ke Australia ke depan agar mendorong akuisisi fasilitas penghasil bahan baku amonium nitrat.
Itu dibutuhkan, kata Erick, untuk menopang kebutuhan produksi pupuk bersubsidi yang ditetapkan naik dari 4,7 juta ton menjadi 9,5 juta ton.