IDXChannel - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) siap melakukan pendampingan dan peningkatan kapasitas pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Kampung Singkong Argowiyoto di Salatiga. Salah satunya dengan meningkatkan kualitas produk olahan singkong yang dihasilkan, sehingga berdaya saing dan memiliki nilai ekonomi yang berkelanjutan.
"Juga dengan meningkatkan desain kemasan produk agar semakin higienis, menarik, dan ramah lingkungan. Ada beberapa program Kemenparekraf yang dapat dikolaborasikan dengan para pelaku UMKM," ujar Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (menparekraf) sekaligus Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (BArekraf), Sandiaga Salahuddin Uno, di Salatiga, Selasa (17/5/2022).
Salah satu potensi kolaborasi tersebut, menurut Sandiaga, adalah program BEDAKAN (Bedah Desain Kemasan). Kolaborasi ini dinilai Sandiaga sangat penting dan bermanfaat seiring dengan masalah ekonomi yang semakin berat dirasakan masyarakat seiring dengan harga bahan pokok meningkat.
"Cara mengatasinya adalah dengan penghasilan yang lebih baik, yaitu melalui produk-produk yang lebih terjangkau. Singkong ini jadi salah satu solusinya,” ujarnya.
Selain itu Sandiaga mengatakan akan mendukung pengembangan Kampung Singkong Argowiyoto sebagai destinasi unggulan bagi wisatawan dengan menggelar berbagai event. Para pelaku UMKM didorong untuk berpartisipasi pada kegiatan-kegiatan yang berada di Destinasi Super Prioritas Borobudur melalui Badan Otorita Borobudur.
Menparekraf juga akan mendorong dimasukkannya Kampung Singkong Argowiyoto ke dalam pola perjalanan bagi wisatawan yang berkunjung ke kawasan DSP Borobudur.
“Kunjungan wisatawan-wisatawan sebagai bagian dari pola perjalanan wisata tidak hanya diarahkan ke Borobudur sebagai magnet utama, tetapi bisa diarahkan juga ke sini,” ujarnya.
"Kampung Singkong Argowiyoto Salatiga" dikenal ketika local champion setempat, seorang pengusaha inspiratif bernama Hardadi berhasil menciptakan varietas singkong D9. Hal ini kemudian menginspirasi pelaku UMKM lainnya di Kota Salatiga.
Hardadi mampu mengangkat Singkong yang sebelumnya hanya dipandang sebelah mata, menjadi kuliner khas bahkan ikon wisata kuliner di Kota Salatiga dan Jawa Tengah.
“Hardadi ini pengusaha sukses yang menginspirasi para pelaku UMKM lainnya. Sehingga menciptakan lapangan kerja yang jumlahnya mencapai ratusan orang dan petani singkong terberdayakan. Ini juga menjadi subtitusi dari terigu yang masih impor,” ujarnya.
Beragam makanan berbasis singkong berhasil dikembangkan Hardadi dan bersama para pengrajinnya. Seperti Enting-Enting Gepuk, Keripik paru, Kripik Ceker, Onde-onde, Gelek, dan aneka sajian berbasis singkong ada di D9.
Maka kemudian, wisatawan ke Salatiga belum lengkap kalau belum mencicipi Singkong Keju D9 milik Hardadi.
“Singkong ini bisa diolah menjadi bahan-bahan pangan lainnya seperti mi, obah-obah jenggot, dan banyak lagi produk turunannya yang mencapai 140 olahan makanan yang bisa memiliki kualitas ekspor,” tegasnya. (TSA)