Saham Beras Raup Cuan, Rakyat Makin Menjerit
Bank Indonesia (BI) menyatakan bahwa kenaikan harga beras yang melonjak dapat berkontribusi pada tingkat inflasi di Tanah Air.
Hal ini disampaikan oleh Deputi Gubernur Bank Indonesia, Aida S Budiman yang mengatakan inflasi beras pada Januari 2024 berdampak 0,64 persen terhadap kenaikan secara month to month dan menjadi penyebab tingginya inflasi volatile foods.
Tak berhenti sampai disitu, mahalnya harga beras ini memicu warga Kota Cimahi, Jawa Barat memburu bantuan pangan. Bahkan, warga rela antre hingga berdesak-desakan untuk mendapatkan bantuan beras gratis tersebut.
Seperti yang terpantau di Makodim 0609/Cimahi, Jalan Gatot Subroto, Kota Cimahi pada Rabu (21/2/2024), warga berbondong-bondong memburu beras gratis yang dibagikan pemerintah lewat program bantuan cadangan pangan.
Bak berkah terselubung, saham emiten produsen beras di Tanah Air yang notabene merupakan pemasok beras swasta menguat di tengah naiknya harga makanan pokok tersebut di pasaran.
Kedua saham beras, yakni PT Buyung Poetra Sembada Tbk (HOKI) dan PT Wahana Inti Makmur Tbk (NASI), ditutup menguat pada perdagangan Kamis (20/2/2024).
Saham NASI menguat 1,32 persen di level Rp77 per saham pada perdagangan sesi II Kamis (22/2) pukul 14.29 WIB.
Saham NASI ditutup datar alias sideways pada sesi sebelumnya dengan volume perdagangan mencapai 8,54 juta dan nilai transaksi Rp653,08 juta pada sesi kemarin di tengah terus menguatnya harga beras hingga hari ini. Dalam sepekan, saham NASI masih meroket 11,59 persen.
Sementara, saham HOKI juga naik 3,28 persen di level Rp189 per saham. Di sesi sebelumnya, saham HOKI ditutup turun 2,66 persen dengan nilai transaksi mencapai Rp5,47 miliar dan volume perdagangan mencapai 28,84 juta di sesi Rabu (21/2). Dalam sepekan saham HOKI menguat 6,82 persen dan selama 6 bulan terakhir, saham ini sudah meroket 121,18 persen.
Secara year to date (YTD), saham NASI bergerak datar dan saham HOKI menguat 8,67 persen.
Riset Center for Indonesia Policy Studies (CIPS) sudah memperingatkan bahwa Perum Bulog seharusnya membantu memastikan ketahanan pangan dengan cara terlibat dalam rantai pasok domestik.
“Perum Bulog diwajibkan untuk mengelola stok beras nasional dan mendistribusikannya sebagai bantuan langsung.Akan tetapi, mereka pun memiliki tantangan tersendiri, baik di tingkat hulu maupun hilir,” ujar peneliti CIPS Galuh Octania dalam laporannya dikutip Kamis (22/2).
Namun, laporan CIPS menambahkan, semenjak program Bantuan Pangan Non-Tunai (BPNT) lebih mengandalkan pemasok swasta, distribusi stok beras negara yang dikelola Perum Bulog jadi terganggu.
Terlebih lagi, kualitas buruk stok beras di gudang Perum Bulog tidak bisa bersaing dengan beras dari pemasok swasta.
Di bawah kondisi tersebut, menurutnya peran Perum Bulog perlu ditelaah kembali. Sektor swasta harus memainkan peran yang lebih besar dalam pasar beras domestik dan Perum Bulog sebaiknya berpartisipasi dalam pendistribusian beras saat situasi darurat.
Peraturan Presiden Nomor 48 Tahun 2016 Pasal 8 perlu direvisi guna mengizinkan Perum Bulog untuk fokus melindungi konsumen melalui program bantuan bencana.
“Sebagai solusi praktis jangka pendek untuk menurunkan harga beras dan meningkatkan efektivitas Perum Bulog maka monopoli Perum Bulog untuk impor beras kualitas menengah harus dihapuskan. Perusahaan swasta harus bisa mengakses sistem perizinan otomatis dan mengimpor beras kualitas menengah ke Indonesia,”pungkas Galuh. (ADF)