IDXChannel- Kementerian Pertanian melalui Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Suwandi menyampaikan, ancaman global ke depan adalah krisis pangan.
Menurutnya ancaman tersebut dapat tercermin ketika kondisi di dalam negeri yang tidak memiliki tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, beragam, bergizi, merata dan terjangkau.
Menurut Suwandi tantang yang sedang dilewati saat ini adalah pandemi covid 19, bagaimana memenuhi kebutuhan pangan 273 juta penduduk yang membutuhkan makan.
Meski demikian, disampaikan Suwandi ada beberapa strategi dari Kementerian Pertanian untuk membangun pertanian untuk menghindari krisis pangan.
"Yang pertama adalah bagaimana meningkatkan kapasitas produksi, di implementasikan kedalam program-program, baik itu perluasan area, intensifikasi, termasuk food estate, selain itu tidak boleh ada tanah sejengkalpun nganggur, harus kita dorong," ujarnya dalam webinar, Rembuk Daerah 1, Tantangan Pangan Masa Depan, Sabtu (16/10/2021).
Namun Suwandi mengatakan, di balik rencana ini ada tantangan lain seperti adanya alih fungsi lahan, terutama di pulau Jawa, yang penduduknya bertambah setiap tahunnya.
"Kita maksimalkan cara bertindak satu, tetapi peluang-peluang pangan lokal kita dorong supaya ada peningkatan produksi dan konsumsi pangan lokal kita," sambungnya.
Pangan lokal yang dimaksudkan oleh suwandi adalah dengan meningkatkan bahan pangan lokal seperti singkong, jagung, talas, sukun, dan lain-lain.
Pangan tersebut harus didorong produksinya yang sudah dimaping pemetaan daerah-daerah yang potensial.
"Masing-masing daerah agar fokus pada pangan lokal apa yang kita dorong untuk mencukupi kebutuhan pangan masing-masing," tambahnya.
Hal tersebut berfungsi agar lebih mudah mengenal sentra pangan lokal yang sesuai dengan daerah masing-masing.
Hal selanjutnya yang akan dilakukan untuk menghadapi tantangan pangan masa depan adalah memperkuat cadangan pangan.
Menurutnya selama ini cadangan pangan yang dimiliki ialah lewat bulog, namun Kementerian Pertanian menyusun rencana supaya ada penguatan cadangan pangan di level rumah tangga.
"Level desa juga membikin lumbung atau gudang-gudang pangan, kemudian ada cadangan pangan di level provinsi, kabupaten dan seterusnya, masing-masing itu nantinya saling mengisi dan memperkuat," tambahnya.
Selanjutnya yang masih perlu dibangun adalah smart farming, atau biasa disebut dengan pertanian modern.
"Kuncinya adalah setiap waktu harus ada perubahan yang lebih baik, faktor pendorong perubahan yang lebih baik adalah inovasi dan teknologi, itu lah yang mampu menggeser pompa produksi," pungkasnya.
(IND)