Saat ini, BAT Refractories memiliki dua lini produksi utama, yaitu Bata Tahan Api (Fire Brick) dengan kapasitas produksi hingga 500 Ton per bulan, dan lini produksi Monolitic Refractory, yang memproduksi berbagai jenis Bahan Tahan Api, seperti Semen Castable dan Gunning, Plastic Refractories, Semen Mortar Tahan Api dan lain-lain, dengan kapasitas produksi mencapai 800 ton per bulan.
"Pasar Indonesia saat ini masih didominasi produk impor untuk memenuhi permintaan yang terus meningkat di pasar refraktori. Nilai impornya di 2021 mencapai USD204,63 juta, dari hanya USD151,06 juta pada 2017 lalu," tutur Ridwan.
Pasar refraktori di Indonesia diperkirakan akan mencatat CAGR sebesar 4,3 persen selama periode 2020 hingga 2026 mendatang.
Peningkatan produksi besi dan baja ditambah dengan meningkatnya permintaan akan konservasi energi telah diidentifikasi sebagai salah satu pendorong utama meningkatnya pasar refractori di Indonesia.
Namun, Ridwan menegaskan bahwa pasar refraktori Indonesia saat ini masih didominasi oleh produk-produk impor, terutama dari China, Korea Selatan, Thailand, Australia, Jepang, dan lain-lain.