Penurunan dari nilai tukar rupiah terjadi juga di seluruh nilai tukar dari berbagai dunia, karena indeks dolar mengalami penguatan di 4,5%. Artinya, mata uang lain mengalami koreksi, Indonesia dalam hal ini depresiasi 5,7% secara ytd.
"Negara-negara seperti sekitar kita dan di emerging country G20 ada di situasi mirip, ada yang lebih parah tergantung dari pondasi dan kondisi ekonomi masing-masing," tegas Menkeu.
Untuk Baht Thailand mengalami koreksi 8,56%, Won Korea Selatan koreksi di 6,31% dan Turki mengalami penurunan 10,4%, serta Brazil di 5,06%, Vietnam 4,7%, Afrika Selatan 4,7%, Filipina 3,9%.
"Jadi pergerakan nilai tukar ini dirasakan dan dibahas di dalam meeting kemarin, kecenderungan terjadinya capital outflow, koreksi nilai tukar, harga saham, dan yield dari surat berharga menjadi fokus dari pembahasan menteri keuangan dan gubernur bank sentral di G20 maupun pertemuan IMF minggu lalu," jelasnya.
Menurut Sri Mulyani, masing-masing negara harus mulai melakukan adjustment dengan dinamika market yang cukup tinggi. "Semua cenderung hati-hati, semua cenderung untuk memitigasi risiko dari pergerakan global tersebut," pungkasnya.