sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Pasar Senang Intervensi BoE Beli Obligasi, Perusahaan LDI Menjerit

Economics editor Maulina Ulfa - Riset
29/09/2022 17:07 WIB
Setelah aksi beli obligasi oleh bank sentral Inggris, giliran perusahaan dana pension khawatir terdampak kebijakan ini.
Pasar Senang Intervensi BoE Beli Obligasi, Perusahaan LDI Menjerit. (Foto: MNC Media)
Pasar Senang Intervensi BoE Beli Obligasi, Perusahaan LDI Menjerit. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Bank of England (BoE) mengambil tindakan darurat pada hari Rabu untuk menghindari kehancuran di sektor pensiun Inggris. Bank sentral Inggris tersebut akhirnya melakukan pembelian obligasi £65 miliar untuk membendung krisis di pasar utang pemerintah.

BoE sebelumnya memperingatkan risiko material terhadap stabilitas keuangan Inggris karena adanya gejolak di pasar obligasi gilt Inggris yang dipicu oleh kebijakan pemotongan pajak dan rencana pinjaman yang diumumkan kanselir Kwasi Kwarteng minggu lalu. Yield gilt adalah imbal hasil surat utang atau obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah Inggris.

Terlepas dari pergolakan pasar yang berkepanjangan, menteri kota Andrew Griffith mengatakan pemerintah akan tetap berpegang pada strateginya.

"Kami pikir itu adalah rencana yang tepat karena akan membuat ekonomi kita kompetitif," katanya menguti Financial Times.

BoE menangguhkan program penjualan obligasi pemerintah (UK gilt) yang sebelumnya merupakan bagian dari upaya mengendalikan inflasi yang melonjak. Yield gilt Inggris mengalami kenaikan bulanan tertajam setidaknya sejak 1957 karena investor meninggalkan pasar pendapatan tetap Inggris setelah pengumuman kebijakan fiskal terbaru terkait pemotongan pajak, mengutip CNBC.

Imbal Hasil Obligasi 10 Tahun (Yield Gilt) Inggris

Sumber: Financial Times

Bank sentral ini juga akan memberlakukan kebijakan membeli obligasi jangka panjang dengan tarif hingga £5 miliar per hari selama 13 hari kerja berikutnya.

Para ekonom telah memperingatkan bahwa suntikan uang ke dalam perekonomian dapat memicu inflasi.

"Langkah ini akan menjadi inflasi pada saat inflasi sudah tinggi," kata Daniel Mahoney, ekonom Inggris di Handelsbanken.

Berdampak Buruk bagi Perusahaan Investasi Dana Pensiun

Pasar obligasi pemerintah Inggris pun merespon dengan positif setelah pengumuman tersebut. Poundsterling tercatat naik 1,4 persen pada hari itu dan pada perdagangan malam di London.

Nilai tukar poundsterling tercatat mencapai USD1,0877 terhadap dolar. Sementara hingga pukul 16.00 (29/09), terpantau nilai tukar poundsterling menguat terhadap dolar mencapai USD1,0798, mengutip Yahoo Finance. (Lihat tabel di bawah ini.)

Sumber: Yahoo Finance

Kelompok yang paling terkena dampak langsung dari kebijakan ini adalah sektor liability-driven investment (LDI) atau investasi dana pensiun. Sektor ini sangat sensitif terhadap hasil perdagangan yield gilt yang bergerak cepat sekaligus bergantung terhadap jenis obligasi ini.

“Tampaknya beberapa pemain di pasar ini kehabisan agunan dan akhirnya menjual yield gilt,” kata Peter Harrison, kepala eksekutif Schroders, yang memiliki $55 miliar dalam bisnis LDI global.

Meski demikian, BoE menekankan tidak akan menurunkan biaya pinjaman pemerintah jangka panjang. Sebaliknya, bank sentral ingin mengulur waktu untuk mencegah lingkaran setan di mana dana pensiun harus diperoleh melalui penjualan gilt untuk memenuhi permintaan uang tunai dari para kreditur.

Namun, proses tersebut berisiko menyebabkan sektor LDI pada risiko kebangkrutan. Karena aksi jual massal semakin menekan harga gilt yang dipegang sebagai aset, mengharuskan mereka untuk menambah lebih banyak uang tunai.

Cardano Investment, perusahaan pengelola LDI untuk sekitar 30 skema pensiun di Inggris dengan aset sekitar £50 miliar, mengatakan telah menulis surat kepada BoE pada hari Rabu.

"Jika tidak ada intervensi, harga gilt bisa naik menjadi 7-8% dari yang sebelumnya 4,5% dan dalam situasi ini sekitar 90 persen dana pensiun Inggris akan kehabisan agunan," kata Kerrin Rosenberg, Kepala Eksekutif Investasi Cardano, mengutip Financial Times (28/09).

Departemen Keuangan pada hari Rabu mencoba meyakinkan pasar dengan mendorong pemerintah untuk melakukan efisiensi. Pemerintah harus menekan pengeluaran yang sangat ketat yang ditetapkan hingga 2025.

Chris Philp, Kepala Sekretaris Departemen Keuangan, mengatakan pemerintah akan melakukan penghematan besar-besaran dengan tidak menaikkan dana pensiun dan tunjangan sejalan dengan inflasi mendatang. Sebelumnya, di bulan Juni mantan kanselir Rishi Sunak berjanji meningkatkan dana pensiun sekitar 10 persen di tahun depan sejalan dengan inflasi yang tinggi di musim gugur ini. (ADF)

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement