Namun demikian, Direktur Preservasi Jalan dan Jembatan Wilayah II, Thomas Setiabudi Aden mengatakan pembukaan jalur ini masih bersifat darurat sambil terus dilakukan pembersihan material tanah, batu, dan kayu-kayu. Mengingat pentingnya akses tersebut untuk menyambung mobilitas masyarakat.
Dari laporan yang diterima serta pantauan lokasi longsor, Thomas memperkirakan pekerjaan perbaikan permanen titik longsor ini bisa memakan waktu satu bulan. Waktu tersebut diluar rencana maksimal pembersihan material longsor selama dua minggu.
Dia meminta masyarakat agar berhati-hati dan mengikuti pengaturan lalu lintas yang diterapkan di kawasan longsor.
Selama pekerjaan di titik longsor dilakukan, secara simultan BPJN NTT mempersiapkan rute alternatif untuk dilewati pengguna jalan.
Kepala BPJN NTT Agustinus Junianto mengatakan jalan alternatif tersebut akan memiliki panjang 580 meter serta menyusuri Sungai Noelmina di Kelurahan Takari.