sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Pasokan Gas Eropa Berhenti Berimbas pada Penurunan Nilai Saham

Economics editor Yulistyo Pratomo
31/08/2022 18:06 WIB
Aksi Rusia yang memadamkan keran gas utamanya ke Eropa berimbas pada melemahnya sejumlah pasar saham di benua biru.
Pasokan Gas Eropa Berhenti Berimbas pada Penurunan Nilai Saham. (Foto: MNC Media)
Pasokan Gas Eropa Berhenti Berimbas pada Penurunan Nilai Saham. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Aksi Rusia yang memadamkan keran gas utamanya ke Eropa berimbas pada melemahnya sejumlah pasar saham di benua biru. Hal ini semakin memperkeruh risiko resesi saat bank sentral berencana menaikkan biaya pinjaman lagi pada bulan depan.

Rusia akan menghentikan pasokan gas alamnya ke Eropa karena proses pemeliharaan selama tiga hari, menimbulkan kekhawatiran penjatahan energi selama musim dingin mendatang di negara terkaya di kawasan itu.

Atas kejadian ini, minyak pun turut mengalami kerugian besar pada hari Selasa, sementara dolar menguat berkat data pekerjaan AS yang menguat, sehingga mendukung ekspektasi kenaikan suku bunga yang besar dan kuat bulan depan.

Melansir dari Reuters pada Rabu (31/8/2022) indeks saham MSCI terpantau datar dan turun 18,5% tahun ini. Sebanyak 600 perusahaan di index saham STOXX turun 0,25% disebabkan oleh kenaikan suku bunga dan perseteruan Rusia-Ukraina yang memakan korban.

China sebagai pusat perekonomian terbesar kedua di dunia, mengalami penurun akibat sejumlah faktor seperti angka kasus Covid-19 yang baru, gelombang panas yang menerjang, dan krisis di sektor properti.

Krisis energi semakin menekan biaya hidup yang amat menyakitkan dan memaksa pemerintah untuk memberi bantuan berjumlah miliaran untuk meringankan beban. 

Hasil obligasi Jerman akan ditutup pada Agustus dengan lonjakan bulanan terbesar mereka dalam lebih dari 30 tahun karena inflasi dan suku bunga yang lebih tinggi. 

Jamie Niven sebagai manajer dana obligasi senior di Candriam dalam Reuters mengatakan bahwa suku bunga yang diantisipasi tahun ini telah diperhitungkan ke pasar khususnya di AS. 

"Saya pikir ada lebih banyak rasa sakit yang akan datang di pasar kredit dan di pasar ekuitas sebelum kita melihat prospek yang lebih cerah. Saya tidak berpikir bank sentral akan berada dalam keadaan di mana mereka dapat memotong untuk melunakkan pukulan resesi," ucap Niven melalui Reuters pada Rabu (31/8/2022). 

Sementara itu, pasar saham Asia merosot sebesar 0,4% dan saham Hang Seng Hong Kong turun 0,16% pulih dar penurunan awal yang tajam. Imbal hasil Treasury AS du tahun terakhir relatif sensitif pada kebijakan moneter, dan mencapai tertinggi 15 tahun di angka 3,49% semalam, dan turun kembali ke 3,4602%. (TYO)

Penulis: Ribka Christiana

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement